Ada kisah yang tumbuh dari kenangan masa kecil-tentang dua teman kecil yang tak pernah menyangka, takdir mereka diam-diam saling menanti.

Sejak tahun 2018, ia telah menyimpan rasa. Dengan keberanian yang tulus, ia nyatakan perasaan... namun hatiku saat itu belum mampu membaca makna dari cintanya.

Waktu berjalan, kami kembali dipertemukan bukan sebagai anak-anak yang dulu, tapi sebagai dua jiwa dewasa yang saling memahami dalam langkah organisasi dan diskusi yang kerap menyambung malam.

Kedekatan sempat hadir, meski waktu belum sepenuhnya berpihak. Tapi ia tak pernah benar-benar pergi. Ia tetap tinggal dalam diam, dalam doa, dalam kesetiaan yang nyaris tak tergoyahkan.

Aku pun mulai memahami, cinta tak selalu tumbuh dengan gemuruh. Kadang ia datang pelan, menyusup lewat perhatian kecil dan kesungguhan yang tak pernah padam.

Dan di suatu hari yang tak akan pernah kulupa 7 Mei 2025 ia datang, bukan lagi sebagai teman masa kecil, tapi sebagai lelaki yang memintaku menjadi tempat pulangnya.

Kini, kami melangkah menuju hari yang kami doakan selama ini. Semoga kisah ini terus berlanjut dalam ridha dan cinta-Nya, menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah, hingga Jannah-Nya Allah menjadi tempat terakhir kami berlabuh.